Followers

Popular posts

emiliooktori@blogspot.com On Tuesday, June 3, 2014





PESAN YANG BELUM TERSELESAIKAN

Lanjut ceritaSURAT UNTUK PENGHUNI SURGA

Lantunan cerita lampau yang pasti akan selalu Aku abadikan bersama kakak ku Faris. Aku kini  di seberang pulau untuk menuai beberapa gores ilmu, setelah melakukan ujian persetaraan . Impian seorang Kakak  mengharapkan agar Adiknya dapat sekolah lebih tinggi dan berharap lebih baik dari pada Ia. Keras tetes peluh yang Kakak berikan untuk Ku, Ia tak inggin Aku bekerja mengantar surat juga.
 Di tempat kulia ini, Aku memilih jurusan sastra alasan sangat  inggin menjadi seorang penulis, dengan bekal semangat 1 lembar foto orang tua Ku . Keriduan  dengan mereka menjadikan motifasi magis lebih buat ku. Di sini Aku tak banyak memiliki teman , hanya ada seorang yang mau berteman ku dia pun teman kamar kos  NIKO nama nya.
Keseharian baru ku disini selain kulia Aku membuat karya novel , yang selalu Ku garap semenjak  bangun dari hidup ke dua ku. Tiap kali Aku menulis di taman kampus , ada di suatu ketika alur laju pena ku sering terhenti ketika Ku melihat sosok wanita yang begitu akrab dengan mata ku semenjak masuk di sini Aku sering sekali memandangi Ia.
 
Selepas kegiatan Aku pulang ke kos.

Di hari itu seketika  Niko menghampiri  mengajak Ku mengikuti lomba cerpen Ia begitu semangat untuk mengikuti lomba dan memaksa ku untuk ikut serta. Sebetul nya Aku tak begitu tertarik tapi setiap kali ajakan yang terlontar dari Dia aku tak memiliki kemampuan untuk menolak ajakan itu. Selama seminggu ini kami berusaha membuat sebuah cerpen. Hingga limit waktu perlombaan di hari ini Aku dan Niko mengantar kan karya kami. Sampai pada waktunya di tempat pengumpulan karya, saat itu Aku lebih dahulu mengumpul kan karya, setelah itu sejenak menunggu Niko di depan gedung.  Di sana kembali mata terpanah akan sosok perempuan yang biasa Ku lihat di taman kampus, tiba-tiba Ia menghampiri Ku. Dengan hangat nya ia menyapa ku, Aku gugup saat ia mengeluarkan kata-kata menanyakan tempat pengumpulan karya cerpen . Risau hati ternyata di sana ia hanya mengantar teman nya yang mengikuti lomba itu juga, di kesempatan itu Aku memberani kan diri untuk tahu nama nya, nama ia adalah LIRI. Setelah itu ia meninggal kan ku, entah perasaan ku tampak senang bisa berbincang dengan ia meski sekejap.
Aku dan Niko pulang kek kediaman kami, dengan penuh percaya diri Niko begitu yakin kalo ia akan juara dengan karyanya.  Tersenyum kemudian Aku  menyemangati dia.
 
Di keesokan hari nya aku kembali kulia, dan diselah jam istirah aku kembali mengerjakan novel ku. Hari ini semangat menulis ku timbul, tetapi sejenak terhenti Liri datang mengahampiri ku, aku gugup dan dengan reflek spontan membereskan keping lembar kertas tulisan ku. Kemudian ia mengambil paksa tulisan ku. Dan ia membaca nya Aku hanya diam mematung meperhatikan ia membaca petikan novel Ku. Perlahan Aku memberanikan untuk berbincang ia menyukai novel yang ku buat dan ia inggi meminjam beberapa yang telah selesai Ku tulis. Tampa berat hati Aku meminjamkan dengan Ia.
Aku meningal kan ia mengingat jam kulia ku telah tiba, setelah kulia berakhir Aku pulang dan beristirahat, di tengga istrahat ku tiba-tiba sosok Liri berkunjung ke kos kami ia datang untuk berkunjung melihat-lihat semua apa yang Aku karya kan, terkejut dengan kehadira Ia secara sepontan. Tak lama berselang Niko pun pulang , Aku tak begitu pandai berbincang kemudian aku meninggal kan mereka untuk pergi menujuh kampus beristirahat menyandarkan bahu di sana.
Hari – hari berlalu begitu saja, Liri yang selalu Aku pandangi sejak dulu tampak begitu akrab dengan Niko, aku pun ikut senang degan ke akraban mereka, di suatu ketika Niko pernah bercerita kalo Ia menyukai Liri, Aku hanya bisa mengelus dada dan memberi semangat untuk nya.
Sampai di suatu ketika niko mengutarakan perasaan nya kepada Liri, alhasil Niko mencurakan hati kepada ku kalo Liri menyukai seseorang yang menciptakan novel ini, Aku terkejut ternyata itu novel yang ku buat, tapi hal itu Aku berusaha untuk menyembunyikan rapat- rapat kepada Niko aku tak inggin ia tahu.  Melihat Niko begitu terpukul dengan ucapan Liri aku berusaha menghapiri Liri. Liri pun berkata kepada ku bagaimana novel yang kau tulis Yuda? Aku sejenak hanya terdiam novel itu telah ia serah kan kepada Ayah nya seorang penerbit novel Ayah nya juga menggagumi novel buatan ku itu. Di selah ia menanyakan itu . Aku menjawab kalau kamu inggin menerbit kan novel itu. Sepontan aku langsung menjawab: hubungi saja Niko sebab ia yang membuat nya, dan aku termasuk orang yang menyukai novel buatan niko ini, sontak Liri pun terkejut dengan perkataan ku. Setelah itu aku meninggal kan ia.
Di kamar kos ku aku memandangi sebuah surat amplop kiriman dari seorang dokter dekat ku Aku hanya tertawa melihat amplop itu. Sesaat terdengar  tawa riang dari pintu kamar ku, kulihat itu Niko ia begitu bahagia dan bercerita kalo Liri juga menyukai nya, Aku pun ikut bahagia melihat sahabat ku senang.
Akhir-akhir ini kondisi ku memburuk batuk yang aku timbul kan kian meradang Aku memutus kan untuk pulang ke kampung halaman ku, aku rindu dengan kakak ku Faris, tampa pamit aku langsung menuju kediaman asal Ku.
Di sini kediaman ku, sesampainya di rumah yang ku temui bukan lah kakak ku. Tapi seorang penghuni baru , Aku begitu terkejut bertanya dengan penghuni itu, Ia mengatakan kalo rumah itu telah di sewahkan oleh pemilik nya. Aku bertanya kepada tetangga lama ku dimana keberadan kakak ku, rupanya ia mengontrak tak jauh dari kediaman rumah tua kami.
Akhirnya aku menemui kakak ku terlihat ia tengga memakan mie instan dengan separuh kaki bersilah. Aku langsung menyalami dan memeluk nya. Bukan nya ia senang melihat ku pulang tetapi ia langsung memarahi ku kenapa pulang. Ia langsung mengusir ku untuk kembali lagi ke sekolah ku. Aku menahan nya dan berkata hanya liburan semalam saja ia tetap memarahi ku hingga akhir nya Aku terpinsan lemas. Terbangun dari pinsan tadi kakak ku telah menyiapkan makanan untuk ku Dia tak banyak bicara sifat dinggin yang Ia tampil kan. Aku mengetahui mengapa kakak ku mengontrakan rumah kami yaitu sebagai hasil penambahan untuk biaya hidup ku kulia disana.
Kesokan hari nya Aku berpamitan kepada kakak ku untuk pergi ke kampus ku lagi ia berpesan jangan pernah kembali kalau kau belum membawa ijazah. Aku langsung bergegas dan berjalan, di sana Aku menyempatkan diri untuk mengunjungi makam keluarga kami. Aku banyak bercerita dengan Ayah dan Ibu ku. Tak lama berselang Aku kembali jatuh pinsan di makam keluarga ku..
Bangun dan meregangkan badan Aku melihat telah berada di tempat kakak ku lagi ternyata ia mengawasi ku tadi, pesan ia “tinggal lah beberapa hari disini untuk memperbaiki kesehatan . Ia lekas pergi bekerja kembali untuk mengantar surat.
Hampir seminggu aku berada di desa tempat Ku di besar kan,  duduk di halaman rumah ku, tiba-tiba hadir 2 sosok yang ku kenal ternyata Niko dan Liri mendatangi tempat ku. Niko berkata kalo di lomba cerpen ia mendapat juara 1. Dan ia marah kepada ku sebab itu bukan cerpen milik niko tetapi itu cerpen yang Aku buat dan di kop surat kemarin Aku tak menulis kan nama ku melaikan mengganti nya dengan nama Niko. Dan Niko juga berkata kalo novel itu bukan punya nya tapi benar-benar hasil karya ku. Liri pun telah mengetahui semua hal itu. Aku cemas dan kembali hilang kesadaran kandas terjatuh di bahu Niko. Mereka berdua membawa ku kerumah sakit terdekat di daera ku, mereka kembali terkejut dengan kabar dokter mereka kembali tahu bahwa aku menggalami kangker otak parah mereka tampak begitu sedih. Aku pun hanya tersenyum hal itu telah aku sembunyikan dengan semua orang, penyakit itu muncul setelah Aku selesai operasi organ dahulu kepala ku sering terasah pusing. Di benak ku itu lah alasan untuk membuang jauh perasan terhadap Liri. Aku meminta mereka merahasikan hal itu dengan kakak Ku Faris.

TERIMAKASI TELAH MEMBACA KARYA KAMI
Bersambung.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments