Followers

Popular posts

Archive for 2014

SURAT TERAKHIR

Wednesday, September 3, 2014
Posted by emiliooktori@blogspot.com




  
LANJUT CERITA
PESAN YANG BELUM TERSELESAIKAN.

Duduk termenung di balik tabir jendela melihat pintas angin bersandiwara besama goyang daun. Beberapa hari ini Aku menepih sendiri dengan merasakan ketidak adilan hidup yang terpapar di lintas perjalanan tiap kali menarik nafas.

Siang ini Aku mencoba keluar dari rumah ini, rumah yang menjadi kos Ku di dekat tempatku belajar menggenggam sebuah poto semangat .  Aku menangis mengingat kakak ku Faris.

Tak lama terdengar ketuk pintu kamar ku, Dia adalah kekasih ku Liri
hari ini Ia mengajak Aku untuk menandatanggani kontrak novel yang Ku tulis, tepat nya menemui Ayah nya.
Sebab ayah nya yang akan menerbit kan dan memproduksi novel milik ku
novel ku berjudul  SURGA PENGASINGAN
dengan semangat senang Aku dan Liri pergi menjumpai label produksi milik ayah nya
di sana dengan senang hati ayah Liri terkesan degan cerita yang aku tulis.

Setelah itu aku dan liri duduk di taman sekolah
bercerita tentang hayalan hidup kelak
seakan tak kan berpisah selamanya
aku ceria dan tersenyum untuk cinta kami.

Usai dari kebersamaan kami  ber dua
malam ini aku ingin pergi mutar-mutar kota dengan sahabat ku Niko
akhir-akhir ini aku selalu inggin berjalan-jalan.

NIKO dan LIRI lah membuat ku semangat untuk hidup,
teman pengertian kekasih terjago untuk ku
tepat nya aku banyak berhutang budi dengan mereka.

Di malam damai ini kami berencana untuk berjalan-jalan di seputaran kota , tak terlaksana

Niko meminta ku
untuk membantu ia mendekati seorang gadis
gadis yang sudah beberapa minggu ini dia taksir
dia meminta bantuan ku,
untuk membuatkan kata-kata indah
agar hati gadis itu terhayut.

Tugas yang Niko inggin kan, telah Aku laksanakan
malam ini aku hanya jadi pemantau hubungan Niko
aku sebagai properti dan team perlengkapan
tak apa lah
tak ada perhitungan dan untung rugi buat ku demi kebahagian sahabat ku itu.

7 bulan berlalu.


hasil dari novel yang Ku tulis lumayan masuk
Aku dan Liri begitu sangat senang
kami menghitung uang masuk,
berdua terus bercanda gurau
Aku menatapi muka senyum lebar yang terus ter pancar
aku berharap di dalam hati senyum itu tetap terkutuk
dan tak memudar.

Sesaat berselang
hadir sosok seseorang kencot berjalan begitu pelan dengan memegang tanggan seorang wanita.
Sosok itu menghampiri kami yang tengga duduk


Aku begitu terkejut
ternyata Dia kakak ku
pelukan sepontan ku ter reflek aku lakukan
begitu sempurna kebahagian ku.

seorang keluarga ku satu-satu nya datang menjenguk ku
tetapi kehadiran ia memberikan maksud tersendiri
dengan wajah murung yang kakak ku perliahat kan
dan tutur lesuh lunya
tiba-tiba ia mengenal kan wanita yang ia bawa tadi
nama nya SISI,
sontak dia berkata
bahwa bulan depan mereka akan menika.
Aku tak tahan lagi begitu senang nya diri ku hari ini
kami ber 4 berasa di dalam surga nyata.

HARI PERNIKAAN KAKAK.


di hari penikahan kakak ku
pesta yang sederhana terlaksana di kampung halaman ku.
Aku bersama Liri
memandangi pelaminan yang di isi dengan kakak ku bersama istri nya Sisi
hadir nya orang baru itu semoga kakak ku terus bahagia
tak seperti pengantin biasa nya
di dampingi sosok orang tua
aku dapat merasakn kesedihan dari kakak ku.

Di kampung ini aku mengajak Liri, niko dan calon kekasih nya Niko (Naya ) jalan- jalan memutari desa ku
dan mengajak mereka  mengunjungi makam Ayah Ibu ku.
di tengga memandangi panorama perdesaan
aku meminjam Naya dari niko alasan ku untuk mencomblangi nya
sambil membeli makan di ujung gang.

Setelah bebrapa jam berlalu aku dan naya membawa makan
untuk kami makan di pinggir hamparan
sawah dengan padi yang baru keluar .

Padi-padi muda dengan wangi nya yang khas
hingga sore kami ber 4 di sini.

setelah bebrapa hari kami di desa ku
kami segera pulang menujuh kota tempat kami melanjutkan tugas seorang mahasiswa.


Begitu senang aku meninggal kan desa dengan keadaan bahagia nya kakak ku.

Di kosan pagi ini aku bersiap-siap menuju kampus .
Pagi ini Niko bercerita kepada ku bahwa Naya sedikt beruba dengan nya
Naya tampak sedang dekat dengan orang lain
curhat niko kepada diri ku.
Aku Cuma bisa membuat saran
coba pastikan dahulu siapa tahu tak seperti itu,
Niko pun mencoba saran yang aku sampai kan

Di hari ini di kelas ku Aku belajar hinga batas waktu belajar ku usai


Ternyata Liri telah menunggu ku di luar kelas,
ia mengajak ku duduk nongkrong di taman biasa Aku dan Dia duduk,
ia banyak becerita aku menjadi pendengar yang baik
tapi mata ku terasa berat dan mulai terpejam
aku kembali pingsan.


Sadar ku telihat tangan ku terpasang infus kembali
aku berada dirumah sakit.
Terlihat LIRI menagis dengan memeluk tangan kanan ku
Aku langsung memegang kepala Liri
ia langsung tersenyum melihat sadar nya diri ku.

Sesaat dokter ingin berbincang kepada ku
ia berkata untuk segera melaku kan operasi dalam minggu-minggu ini
saat ini pun tingkat keberhasilan oprasi ku hanya 40%.

Tampak nya Liri telah mengetahui hal itu
sebab dari tabir jendelah ku lihat,
Dia menangis separuh mati , aku tak sedih dengan apa yang terjadi pada ku
hal yang membuat ku tak sanggup ialah orang yang ku cintai dengan suci tulus di dalam batin ku.

Setelah itu aku kembali keluar dan kembali ke tempat tidur rumah sakit
liri memasang muka senyum ceria degan ku dengan pipih membengkak
aku tahu itu senyum palsu yang ia curah kan

Sejenak itu niko datang denggan membawa buah segar
aku tertawa dan meminta niko membuka kan apel untuk ku
tiap kali ia mengupas apel dia terus menanggis
ia pun sudah tahu tentang ku
apel tangis yang aku rasa kan saat ini.

aku membalas
dengan kata
“ aku pasti hidup “
“aku sudah terbiasa dengan ini”
kami bertiga langsung berpelukan bersama

setelah itu liri memberi kan aku cek dari hasil penjualan novel ku
yang nilai nya cukup menggiyur kan
aku pun tak akan di operasi di negara ini mengingat keterbatasan alat
aku akan di kirim keluar negri
besok aku hendak sampai di rumah sakit yang akan mengoprasi ku
,aku telah mendapat rujukan dari rumah sakit ini.


3 hari berlalu.


keesokan hari nya aku berpamitan dengan Niko dan Liri
merka mengantar ku ke bandara
peristiwa ini tak diketahui oleh kakak ku
aku merahasia kan ini.
aku memberikan mereka sepucuk amplop surat.
Aku meminta mereka membuka nya setelah tiga hari dari surat ini aku berikan
mereka menggangukan kepala dan memahami ku dengan tangis tak henti
aku tersenyum dan mendadakan tangan kanan,
memalingkan muka aku tak berdaya menurun kan air mata.

3 hari berlalu

LIRI DAN NIKO membuka isi surat yang telah aku berikan berisi 2 amplop besar dan 1 helai surat
di dalam nya
di sana terdapat 2 sertifikat rumah
1 setifikat untuk LIRI dan NIKO
1 lagi untuk kakak ku faris
isi surat itu
aku memuntut agar liri dan niko dapat menikah nanti
di sana sudah ada semua prabot lengkap untu mereka miliki
dan aku berpesan untuk memberi 1 rumah lagi untuk kakak ku
rumah itu tak jauh dari ruamh tua kami di desa

Aku meminta maaf untuk semua orang yang aku cintai
aku tak ingin uang itu habis dengan oprasi yang gagal
lebih baik aku belikan dengan hal yang berguna
“untuk Liri terimakasih telah membuat akhir hidup berwarna dan bahagia”
“untuk Niko maaf sahabat aku telah berbuat yang tidak baik, aku lah yang merusak hubunganmu dengan Naya, aku menginginkan kau bersama LIRI selamanya sekali lagi maaf sahabat”
“untuk kakak ku faris aku mencintai mu kakak, , maaf kan aku selalu merepotkan hidup mu selama ini.
Kalo kalian ingin mengunjungi ku
temui Aku di sebelah makan Ayah dan ibu ku.

TAMAT
lanjut judul  :



Goresan Waktu yang berbeda
TERIMAKASI TELAH MEMEBACA KARYA KAMI
@Nakal sejakkecil “FB”
@Nakalsejakkecil “TW”








PESAN YANG BELUM TERSELESAIKAN

Tuesday, June 3, 2014
Posted by emiliooktori@blogspot.com




PESAN YANG BELUM TERSELESAIKAN

Lanjut ceritaSURAT UNTUK PENGHUNI SURGA

Lantunan cerita lampau yang pasti akan selalu Aku abadikan bersama kakak ku Faris. Aku kini  di seberang pulau untuk menuai beberapa gores ilmu, setelah melakukan ujian persetaraan . Impian seorang Kakak  mengharapkan agar Adiknya dapat sekolah lebih tinggi dan berharap lebih baik dari pada Ia. Keras tetes peluh yang Kakak berikan untuk Ku, Ia tak inggin Aku bekerja mengantar surat juga.
 Di tempat kulia ini, Aku memilih jurusan sastra alasan sangat  inggin menjadi seorang penulis, dengan bekal semangat 1 lembar foto orang tua Ku . Keriduan  dengan mereka menjadikan motifasi magis lebih buat ku. Di sini Aku tak banyak memiliki teman , hanya ada seorang yang mau berteman ku dia pun teman kamar kos  NIKO nama nya.
Keseharian baru ku disini selain kulia Aku membuat karya novel , yang selalu Ku garap semenjak  bangun dari hidup ke dua ku. Tiap kali Aku menulis di taman kampus , ada di suatu ketika alur laju pena ku sering terhenti ketika Ku melihat sosok wanita yang begitu akrab dengan mata ku semenjak masuk di sini Aku sering sekali memandangi Ia.
 
Selepas kegiatan Aku pulang ke kos.

Di hari itu seketika  Niko menghampiri  mengajak Ku mengikuti lomba cerpen Ia begitu semangat untuk mengikuti lomba dan memaksa ku untuk ikut serta. Sebetul nya Aku tak begitu tertarik tapi setiap kali ajakan yang terlontar dari Dia aku tak memiliki kemampuan untuk menolak ajakan itu. Selama seminggu ini kami berusaha membuat sebuah cerpen. Hingga limit waktu perlombaan di hari ini Aku dan Niko mengantar kan karya kami. Sampai pada waktunya di tempat pengumpulan karya, saat itu Aku lebih dahulu mengumpul kan karya, setelah itu sejenak menunggu Niko di depan gedung.  Di sana kembali mata terpanah akan sosok perempuan yang biasa Ku lihat di taman kampus, tiba-tiba Ia menghampiri Ku. Dengan hangat nya ia menyapa ku, Aku gugup saat ia mengeluarkan kata-kata menanyakan tempat pengumpulan karya cerpen . Risau hati ternyata di sana ia hanya mengantar teman nya yang mengikuti lomba itu juga, di kesempatan itu Aku memberani kan diri untuk tahu nama nya, nama ia adalah LIRI. Setelah itu ia meninggal kan ku, entah perasaan ku tampak senang bisa berbincang dengan ia meski sekejap.
Aku dan Niko pulang kek kediaman kami, dengan penuh percaya diri Niko begitu yakin kalo ia akan juara dengan karyanya.  Tersenyum kemudian Aku  menyemangati dia.
 
Di keesokan hari nya aku kembali kulia, dan diselah jam istirah aku kembali mengerjakan novel ku. Hari ini semangat menulis ku timbul, tetapi sejenak terhenti Liri datang mengahampiri ku, aku gugup dan dengan reflek spontan membereskan keping lembar kertas tulisan ku. Kemudian ia mengambil paksa tulisan ku. Dan ia membaca nya Aku hanya diam mematung meperhatikan ia membaca petikan novel Ku. Perlahan Aku memberanikan untuk berbincang ia menyukai novel yang ku buat dan ia inggi meminjam beberapa yang telah selesai Ku tulis. Tampa berat hati Aku meminjamkan dengan Ia.
Aku meningal kan ia mengingat jam kulia ku telah tiba, setelah kulia berakhir Aku pulang dan beristirahat, di tengga istrahat ku tiba-tiba sosok Liri berkunjung ke kos kami ia datang untuk berkunjung melihat-lihat semua apa yang Aku karya kan, terkejut dengan kehadira Ia secara sepontan. Tak lama berselang Niko pun pulang , Aku tak begitu pandai berbincang kemudian aku meninggal kan mereka untuk pergi menujuh kampus beristirahat menyandarkan bahu di sana.
Hari – hari berlalu begitu saja, Liri yang selalu Aku pandangi sejak dulu tampak begitu akrab dengan Niko, aku pun ikut senang degan ke akraban mereka, di suatu ketika Niko pernah bercerita kalo Ia menyukai Liri, Aku hanya bisa mengelus dada dan memberi semangat untuk nya.
Sampai di suatu ketika niko mengutarakan perasaan nya kepada Liri, alhasil Niko mencurakan hati kepada ku kalo Liri menyukai seseorang yang menciptakan novel ini, Aku terkejut ternyata itu novel yang ku buat, tapi hal itu Aku berusaha untuk menyembunyikan rapat- rapat kepada Niko aku tak inggin ia tahu.  Melihat Niko begitu terpukul dengan ucapan Liri aku berusaha menghapiri Liri. Liri pun berkata kepada ku bagaimana novel yang kau tulis Yuda? Aku sejenak hanya terdiam novel itu telah ia serah kan kepada Ayah nya seorang penerbit novel Ayah nya juga menggagumi novel buatan ku itu. Di selah ia menanyakan itu . Aku menjawab kalau kamu inggin menerbit kan novel itu. Sepontan aku langsung menjawab: hubungi saja Niko sebab ia yang membuat nya, dan aku termasuk orang yang menyukai novel buatan niko ini, sontak Liri pun terkejut dengan perkataan ku. Setelah itu aku meninggal kan ia.
Di kamar kos ku aku memandangi sebuah surat amplop kiriman dari seorang dokter dekat ku Aku hanya tertawa melihat amplop itu. Sesaat terdengar  tawa riang dari pintu kamar ku, kulihat itu Niko ia begitu bahagia dan bercerita kalo Liri juga menyukai nya, Aku pun ikut bahagia melihat sahabat ku senang.
Akhir-akhir ini kondisi ku memburuk batuk yang aku timbul kan kian meradang Aku memutus kan untuk pulang ke kampung halaman ku, aku rindu dengan kakak ku Faris, tampa pamit aku langsung menuju kediaman asal Ku.
Di sini kediaman ku, sesampainya di rumah yang ku temui bukan lah kakak ku. Tapi seorang penghuni baru , Aku begitu terkejut bertanya dengan penghuni itu, Ia mengatakan kalo rumah itu telah di sewahkan oleh pemilik nya. Aku bertanya kepada tetangga lama ku dimana keberadan kakak ku, rupanya ia mengontrak tak jauh dari kediaman rumah tua kami.
Akhirnya aku menemui kakak ku terlihat ia tengga memakan mie instan dengan separuh kaki bersilah. Aku langsung menyalami dan memeluk nya. Bukan nya ia senang melihat ku pulang tetapi ia langsung memarahi ku kenapa pulang. Ia langsung mengusir ku untuk kembali lagi ke sekolah ku. Aku menahan nya dan berkata hanya liburan semalam saja ia tetap memarahi ku hingga akhir nya Aku terpinsan lemas. Terbangun dari pinsan tadi kakak ku telah menyiapkan makanan untuk ku Dia tak banyak bicara sifat dinggin yang Ia tampil kan. Aku mengetahui mengapa kakak ku mengontrakan rumah kami yaitu sebagai hasil penambahan untuk biaya hidup ku kulia disana.
Kesokan hari nya Aku berpamitan kepada kakak ku untuk pergi ke kampus ku lagi ia berpesan jangan pernah kembali kalau kau belum membawa ijazah. Aku langsung bergegas dan berjalan, di sana Aku menyempatkan diri untuk mengunjungi makam keluarga kami. Aku banyak bercerita dengan Ayah dan Ibu ku. Tak lama berselang Aku kembali jatuh pinsan di makam keluarga ku..
Bangun dan meregangkan badan Aku melihat telah berada di tempat kakak ku lagi ternyata ia mengawasi ku tadi, pesan ia “tinggal lah beberapa hari disini untuk memperbaiki kesehatan . Ia lekas pergi bekerja kembali untuk mengantar surat.
Hampir seminggu aku berada di desa tempat Ku di besar kan,  duduk di halaman rumah ku, tiba-tiba hadir 2 sosok yang ku kenal ternyata Niko dan Liri mendatangi tempat ku. Niko berkata kalo di lomba cerpen ia mendapat juara 1. Dan ia marah kepada ku sebab itu bukan cerpen milik niko tetapi itu cerpen yang Aku buat dan di kop surat kemarin Aku tak menulis kan nama ku melaikan mengganti nya dengan nama Niko. Dan Niko juga berkata kalo novel itu bukan punya nya tapi benar-benar hasil karya ku. Liri pun telah mengetahui semua hal itu. Aku cemas dan kembali hilang kesadaran kandas terjatuh di bahu Niko. Mereka berdua membawa ku kerumah sakit terdekat di daera ku, mereka kembali terkejut dengan kabar dokter mereka kembali tahu bahwa aku menggalami kangker otak parah mereka tampak begitu sedih. Aku pun hanya tersenyum hal itu telah aku sembunyikan dengan semua orang, penyakit itu muncul setelah Aku selesai operasi organ dahulu kepala ku sering terasah pusing. Di benak ku itu lah alasan untuk membuang jauh perasan terhadap Liri. Aku meminta mereka merahasikan hal itu dengan kakak Ku Faris.

TERIMAKASI TELAH MEMBACA KARYA KAMI
Bersambung.